Friday, November 25, 2011
2008, an old story
Ketika langkah mempertemukan ku pada dirimu, lekuk bibir ini mencoba untuk tersenyum, namun entahlah, senyum ini bukan sesuatu yang sengaja dibuat. Ketika waktu menangkap basah mata yang saling berpandang, raut wajah enggan menampakkan aku tidak rindu waktu bersama mu. Elok nya suasana di kala senja, selalu mengingatkan ku akan tawa lepas beberapa bulan yang lalu. Sengaja ku amati gerak langkahmu dari kejauhan, agar engkau tidak tau aku masih mengamati mu. Bagaikan dua merpati putih yang terbang bebas di udara, rindu tak kan pernah bisa sederhana. Entahlah, aku selalu berharap kamu bisa baca suratku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment