Dingin, lembut, berlari mengejar mimpi, penuh tawa, canda. Bahagia…….. setiap butir pasir putih, yang terselip disela jemari kaki ku. Ya, aku rindu masa itu. “I wish I could turn back time”. Lautan luas menjadi saksi dimana aku berdiri membayangkan aku 10 tahun lagi. Angin nakal menggoda dan bermain dengan untaian rambutku. Berkibar layaknya bendera yang tampan di udara. “Life must go on”---- ya, aku tau.
“10 tahun lagi?” layaknya setrika yang bolak-balik meresahkan. Bisakah mereka berhenti? Damn—mau jadi apa diriku kelak? Entahlah— segelut profesi pernah aku minati, dari hal nya dokter, penyanyi, hingga ratu balap, aku pernah bermimpi akan hal itu. Time is running. Guys,I wanna fly. I know that I could not turn back time. Citra, please, there’s no regretted.
Sepertinya aku semakin sulit memahami masa depan. Seketika saja aku bisa mendengar tawa yang pecah seperti hujan, lalu disaat yang sama, mendengar isakan tangis yang tertahan, semacam nyanyi hujan di kejauhan. Aku, gamang.
Membesarkan gelak tawa, menebar riuh, beradu riang, dan menganggap semuanya akan baik-baik saja, biar sajalah seperti itu, walau sebenarnya kau sangat sadar, bahwa jiwamu terlalu gusar.
No comments:
Post a Comment