Monday, May 26, 2014

No offense. Another life is funny that way..?

Ada saat dimana kita berada disatu titik yg tak bergerak dan semua terlihat hitam putih. Mungkin, saat ini rasanya aku ingin berjalan menyusuri garis pantai biru, merasakan tiap butir pasir putih yang terselip disela jemari kaki. Sesekali, ku lengkungkan senyum pada langit sore yang menghadiahkan senja keemasan. Serta kepada waktu yang mengajariku menunggu, tertegun atas tiap detik yang merangkak pelan pada jam yang ku kenakan di tangan kiri. Selalu saja penuh rahasia. Kau, aku, adalah jiwa-jiwa yang menari dulunya, berpijak dari satu titik ke titik lainnya. Aku meluruhkan air mata ketika membaca blog seorang yang tak dikenal 3 tahun lalu. Larut dalam emosi dan kau menyuruhku tidur. Semua hanya masalah waktu. Kau, aku jiwa-jiwa yang merencanakan segalanya detail. Sebuah komitmen kita anggap gampang. Kini aku tertawa melihat buku harian yang pada masanya sangat berjaya.


Kita, adalah orang yang berbeda di paragraph pertama. Ketika deru nafas mulai mengembang-kempiskan dada, yang senantiasa membuat kita tetap hidup, dan pada malam yang mencumbu hujan, yang berlalari membasuh wajah, turun seketika, menyelinap masuk diserap bumi, hingga tanah pun menghembuskan aroma kehidupan. Sebelumnya kita sama-sama tidak terbiasa dengan hujan, tapi malam itu, sahabat ku dan aku, adalah jiwa-jiwa yang menari, berpijak dari satu titik ke titik lainnya. Merasakan sepi yang sebelumnya tidak sederhana. Alam seakan mengerti kalau tempat ini tempat kita.

No comments:

Post a Comment